Keputusan Kelam
Senja dipematang sawah itu terlihat
tersenyum melihat kesedihan lanaia, di gundukan tanah itu air matanya masih bercucuran mengingat
kisah-kisah yang mungkin takkan ia mampu melupakanya. Kisah-kisah bersama ayah
bunda yang kini telah jauh meninggalkan kenangan lanaia.
Masih samar ia mengingat wajah sang
bunda yang begitu ia sayangi, kecelakaan kemarin itu membuatnya merasa ialah
yang menjadi korban kebengisan jalan raya. Andaisaja ia bisa memutar waktu
pastinya ia memilih mati bersama orang tuanya. Fikiranya hanya menyesali takdir
yang menurutnya itu tak begitu adil baginya. Mati dan mati hanya itu yang
menjadi obsesi yang tak terkendali. Mungkin saja syaitan telah masuk kedalam
jiwanya dan mengalir dalam darahnya, namun mungkin pula fikiranya yang telah
tumpul. Di tanah pekuburan itu masih dipandanginya adik yang dikasihinya yaitu
Iwan. Andaikan ia berdiri sendiri di gundukan itu pastinya akan digali olehnya mayat
orang tuanya, namun semua urung dilakukanya karena Iwan entah karena malu atau
apalah. Sang adik hanya diam tak
bersuara, bukan karena tak mengerti apa yang sedang terjadi namun karena ia
sangat mengerti dan juga merasakan betapa remuknya hati sang kakak. Tentunya
lanaia tak lupa pada kehadiran adiknya, hingga ia tata rongga dada seakan
menyesak ruang hatinya dan mulai ia usap matanya .
Dan mulailah Lanaia membuka
fikiranya dalam-dalam dan menatap wajah adiknya lekat-lekat. Hanya sunyi yang
terdengar di bawah pohon pekuburan itu, tanah merah itu seakan mengerti apa
yang dirasakan kedua anak itu. Keduanya kini diam dan saling berhadapan, entah
ada ikatan batin atau kesatuan perasaan ,keduanya langsung beranjak berdiri
dari gundukan tanah itu. Dan pergi tanpa menoleh ke pemakamsn itu lagi, mereka
membawa segala cerita dan kenangan mereka itu dengan perasaan kalut, menyusuri
sungai kecil hingga sampai pada sungai besar di tengah kota. Mereka terus
berjalan dan berjalan mengikuti aliran air sungai, berharap hidup mereka
selancar aliran air sungai tersebut. Entah fikiran apa yang ada di kepala
Lanaia dan Iwan, secara bersamaan mereka terjun kedalam derasnya aliran sungai
tadi. Hingga kini mereka tak terlihat lagi. Mungkin mereka menyusul kedua
orangtuanya atau malah membuat kisah yang baru di kehidupan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar